Lalu apa yang menjadi landasan bahwa daun bidara dapat dijadikan sebagai salah satu sarana untuk ruqyah. setidaknya ada beberapa hadits dan pendapat ulama yang menerangkan sunnah dan khasiat daun bidara ini.
1. Daun bidara untuk memandikan jenazah.
Ummu 'Athiyyah ra berkata, Nabi Saw pernah menemui kami sedangkan kami kala itu tengah memandikan puterinya (Zainab), lalu beliau bersabda: "Mandikanlahcdia tiga, lima, (atau tujuh) kali, atau lebih dari itu. Jika kalian memandang perlu, maka gunakan air dan daun bidara. (Ummu 'Athiyyah berkata, 'Dengan ganjil?' Beliau bersabda, 'Ya') dan buatlah di akhir mandinya itu tumbuhan kafur atau sedikit darinya."
(H.R. Bukhori & Muslim)
2. Daun Bidara untuk Wanita Haidh
Dari 'Aisyah secara marfu', "Salah seorang di antara kalian (wanita haidh) mengambil air yang dicampur dengan daun bidara lalu dia bersuci dengan memperbaiki kesuciannya. Kemudian dia menuangkan air di atas kepalanya seraya menggosoknya dengan gosokan yang kuat sampai air masuk ke akar-akar rambutnya, kemudian dia menyiram seluruh tubuhnya dengan air. Kemudian dia mengambil secarik kain yang telah dibaluri dengan minyak misk lalu dia berbersih darinya." 'Aisyah berkata, "Dia mengoleskannya ke bekas-bekas darah."
(HR. Muslim)
3. Bidara Untuk Ruqyah
Seorang Ulama bernama Wahab bin Munabid menganjurkan untuk menggunakan tujuh lembar bidara yang dihaluskan. Kemudian dilarutkan dalam air dan dibacakan ayat kursi, surat al Kafirun, al Ikhlas, al Falaq, dan an Naas. Lalu dipergunakan untuk mandi atau diminum. (Kitab Mushannaf Ma'mar bin Rasyid 11/13)
Menumbuk tujuh lembar daun bidara hijau di antara dua batu atau sejenisnya, lalu menyiramkan air ke atasnya sebanyak jumlah air yang cukup untuk mandi dan dibacakan di dalamnya ayat-ayat al Quran.
Setelah membacakan ayat-ayat tersebut pada air yang sudah disiapkan, hendaklah ia meminumnya sebanyak tiga kali, dan kemudian mandi dengan menggunakan sisa air tersebut. Dengan demikian, insya Allah penyakit sihir akan hilang.
Jenis-jenis bidara
Di masyarakat indonesia ada pandangan berbeda mengenai pohon bidara ini, satu pihak berpendapat bahwa bidara yang bisa digunakan untuk ruqyah adalah bidara arab, sedangkan bidara cina, dan bidara jawa (Widoro) atau yang sering disebut apel india/putsa tidak dapat digunakan untuk ruqyah.
Menanggapi perbedaan pandangan tersebut, saya sudah klarifikasi kepada dua Ulama pakar Ruqyah Syar'iyyah yaitu Ust. Achmad Junaedi, Lc dan Ust. Fadhlan Adham Hasyim, Lc. Berikut pendapat beliau mengenai dua jenis bidara ini.
Ust. Achmad Junaedi : Bidara Apel india buahnya bisa dimakan dan (In shaa Allah) dapat menghilangkan gangguan sihir yang menyerang perut.
Ust. Fadhlan : Bidara cina dan bidara (apel india) sama seperti pisang ambon dengan pisang jenis lainnya, Insya Allah sama-sama dapat dipergunakan untuk ruqyah.
Dari keterangan dua ulama di atas mari kita kaji.
Ketika kita menggali berbagai literatur baik melalui ofline dengan mencari dari buku-buku ilmiyah atau online melalui mesin pencarian google, maka kanan di temu dua bidara yang diyakini memiliki khasiat untuk menghilangkan gangguan jin dan sihir, bidara tersebut yaitu bidara dengan nama latin Ziziphus Spinachristy, Sp. dan bidara dengan nama latin Ziziphus Mauritiana, Sp.
1. Ziziphus Spinachristy, Sp.
Sebagian klain menyebutkan bahwa bidara jenis ini adalah jenis bidara yang dimaksudkan untuk meruqyah yang mana sebagian peruqyah menyebutnya sebagai bidara arab (sidr).
Bidara yang di klaim sebagai bidara arab
Ada juga sebagian peruqyah yang beranggapan bahwa bidara yang bisa digunakan untuk ruqyah adalah bidara cina dengan bentuk daun lebih bulat dan tidak bergerigi.
Bidara yang diklaim sebagai bidara cina
Penilaian sebagian orang tentang jenis bidara sebetulnya masih berdasarkan bentuk daun saja, sehingga anggapannya bahwa bidara arab adalah bidara dengan bentuk daun agak meruncing dan lonjong, sedangkan bidara cina adalah bidara yang bentuknya bulat. Namun setelah dikumpulkan 100 sample bibir bidara cina, ternyata ditemukan beberapa ranting yang terdapat bentuk daun berbeda, ada yang berbentuk agak runcing bergerigi dan ada juga yang bulat.
Satu ranting bidara dengan bentuk daun berbeda satu sama lainnya
Gambar di atas mengindikasikan bahwa bidara cina sebenarnya adalah bidara arab juga yang direkomendasikan untuk terapi ruqyah. yang harus jadi perhatian pertama adalah nama latin timbuhan tersebut. Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa bahasa latin bidara ini adalah Ziziphus Spinachristy, yang menjadi kata kunci adalah kata "crishty", ini berasal dari kata "Kristus"" sebutan bagi Yesus dalam keyakinan agama kristen.
Digunakannya nama kristus karena dalam keyakinan mereka mengatakan bahwa saat disalib Yesus Kristus dipakaikan mahkota berduri, dan mahkota tersebut diyakini dibuat dari ranting bidara kering. Dari nama tokoh tersebut kita terarah pada daerah terjadinya penyaliban, yaitu wilayah Palestin.
Lalu dari ditemukannya daerah asal tersebut, kita hubungkan dengan jalur penyebaran agama islam yang mana pintu pertama ekspansi agama islam adalah wilayah syam (palestina dan beberapa negara sekitarnya), kemudian untuk asia memasuki wilayah cina, dan setelah cina barulah indonesia.
Dari sisi histori penyebaran islam lewat cina tersebut, maka dapat kita simpulkan bahwa bidara cina merupakan bidara yang sejenis dengan bidara arab. keduanya merupakan bidara Ziziphus Spinachristy, adapun penyebutan bidara cina atau bidara arab, bahkan ada yang mengatakan bidara laut hanyalah penyebutan berdasarkan daerahnya saja, yang mana pemahaman tersebut terputus seiring pergantian generasi dari waktu ke waktu.
Ciri paling mencolok dari bidara jenis ini adalah terdapatnya duri pada ranting-rantingnya.
2. Ziziphus Mauritiana, Sp.
Ada beberapa pendapat mengenai bidara jenis ini, sebagian menganggap bahwa bidara ini merupakan bidara palsu yang tidak dapat digunakan untuk ruqyah. namun di atas telah dijelaskan bahwa telah ada ulama yang merekomendasikan bidara ini untuk ruqyah.
Sama seperti pada point pertama yatiu bidara jenis Ziziphus Spinachristy, bidara jawa atau yang oleh orang awam disebut sebagai bidara upas, oleh sebagian tukang kebun dibilang putsa atau apel india, pada intinya adalah jenis tanaman yang dalam bahasa latin disebut Ziziphus hanya saja perbedaan terdapat pada spesiesnya.
Jika dilihat dari namanya yaitu Ziziphus Mauritiana, maka kita akan dapatkan sebuah nama pulau di samudera hindia yaitu mauritius dengan ibu kota mauritiana. Lalu bagaimana sejarah mauritiana? adakah pengaruh islam di negeri tersebut??
Di tahun 1332, seorang tokoh besar Muslim penjelajah dunia, Ibnu Batuta berkunjung ke Tanzaniandan Zanzibar. Beliau mencatat bahwa negeri tersebut dan negeri sekitarnya di Afrika Timur sebagian besar penduduknya beragama islam dan menjadikan bahasa arab sebagai bahasa utama dalam komunikasi perdagangan. Ketika itu, Semudra Hindia dikenal sebagai Laut Muslim di mana pulau yang juga negara Mauritius berada di tengah-tengah lautan ini.
Sebagian literatur sejarah menyebutkan bahwa selain melalui negera cina, Islam disebarkan ke indonesia oleh para pedagang dari Gujarat India, yang mana mereka berasal dari para pedagang Muslim dari Arab yang melakukan Ekspansi melalui laut dimana sebelumnya mauritius pun dilewati.
Beberapa bukti yang mengindikasikan bahwa bidara jawa (Ziziphus Mauritiana) bukan berasal dari daerah mauritius adalah tempat tumbuhnya. Dari beberapa survei, bidara ini tumbuh secara liar dengan ukuran besar di wilayah sekitar pantai barat Sumatera seperti bengkulu, dan pantai selatan jawa seperti Sukabumi, Jogja, dan jalur pantari yang sejajar dengannya.
Kesimpulan..
Baik bidara cina atau pun bidara jawa, pada dasarnya semua dapat dipergunakan untuk meruqyah, karena kedua bidara tersebut dapat disambung dalam satu pohon. ini menunjukkan bahwa keduanya memiliki hubungan yang sangat dekat. dan Insya Allah untuk ruqyah keduanya dapat direkomendasikan.
Perbedaannya adalah Ziziphus Spinachristy memiliki banyak duri dan baru akan berbuah ketika pohonnya sudah berukuran besar, sedangkan Ziziphus Mauritiana memiliki banyak buah dan duri yang jarang bahkan kadang tidak ada durinya. Ini menandakan adanya dua buah jenis bidara sebagaimana firmah Allah di bawah ini.
Mereka berada di antara pohon bidara yang tidak berduri.
QS. Al Waqiah : 28
Wallahu 'alam bi showab..
Semoga bermanfaat
ماشاء الله
BalasHapus